KEHADIRAN ISLAM DI AMERIKA
Disusun Oleh:
Junaidi[1]
30182738
A. Pendahuluan
Islam adalah sebagai agama yang rahmatan li’alamin (rahmat bagi seluruh
alam) sehingga ia akan terus berkembang dan menyebarluas keseluruh penjuru
dunia hingga akhir masa. Penyebaran Islam yang pertama kali diluar jazirah Arab
misalnya, sudah tersebar jelang wafatnya rasulullah Saw., dibawah kepemimpinan
Usman bin Affan.[2]
Setelah itu penyebaran Islam tersebar dan hadir di Negara Cina tepatnya di
Tiongkok Selatan oleh umat muslim dari Mekah dibawah pimpinan Saad bin Abi
Waqas dan diterima langsung oleh pemerintahan kedua Kaisar Yung Way, dimasa pemerintahan
Dinasti Tang, 618-907 M.[3]
Setelah keberadaan Islam di Cina kemudian
melanjutkan kembali penyebarluasan Islam selanjutnya kebeberapa Negara seperti
di Asia Tenggara, Asia Tengah dan hingga ke bagian Timur. Perkembangan Islam
terus maju sesuai masa secara bertahap salah satunya adalah Islam di benua
Amerika. Kehadiran Islam di benua Amerika ini memiliki sejarah tersendiri kapan
jejak Islam mulai ditinggalkan disana yang pada dua abad sebelum sebelum
penemuan benua Amerika oleh Cristhoper Columbus tahun 1492, Islam telah
mengaplikasikan ajarannya bahkan sudah ditemani oleh muslim dari Spanyol.[4]
Pada zaman modern ini, kedudukan Islam tersebar
luas di Amerika hingga menjadi perbincangan hangat dengan beragam interaksi
karena sebagai agama yang minoritas yang berada ditengah-tengah lingkungan mayoritas
Kristen. Meskipun demikian, Islam menunjukkan bagaimana sebenarnya ajaran Islam
yang sempurna salah satunya adalah berinteraksi dengan orang-orang non-muslim.
Dalam Al-Qur’an disebutkan, bahwa Islam yang
diamanahkan kepada Muhammad Saw merupakan agama yang rahmatan lil’alamin rahmat
bagi seluruh Alam. Kurang lebih Allah berfirman yang artinya, “Dan tidak kami
utus engkau Muhammad, kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Maka dari demikian, penulis ingin melihat konteks
ayat yang kekal abadan-abadin tersebut sebagai wujud dari perkembangan Islam di
dunia khususnya di Benua Amerika. Naik turunnya perkembangan Islam yang
tersebar diseluruh dunia tentu memiliki masa dan penantian, sehingga sangat
menarik dan tepat bila mengkaji Islam disana.
Untuk itu, penulis kemudian ingin melakukan
kajian pendalaman mengenai bagaimana sebenarnya sejarah kehadiran Islam di
Amerika, kemudian perkembangan Muslim di Amerika serta bagaimana komunitas
maupun organisasi muslim ditengah-tengah mayoritas agama non-muslim di Amerika.
B. Tujuan dan Manfaat
Dari tulisan ini tentu memiliki tujuan dan
manfaat yang berarti bagi orang lain. Tujuaannya adalah untuk mengetahui dan
melihat bagaimana sebenarnya sejarah kehadiran Islam di Amerika, kemudian
bagaimana komunitas muslim bisa memberikan kontribusi dalam umat beragama di
lingkup mayoritas non-muslim.
Manfaat dari tulisan ini dapat berguna bagi
kalangan Pelajar, Mahasiswa serta para pencari ilmu di Aceh, Indonesia
sekalipun sebagai wujud pengembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca
sekaligus menjadi referensi untuk pengembangan tulisan lainnya lebih baik lagi.
C. Metodologi
Metode yang digunakan dalam tulisan ini, pertama
untuk sumber data dalam bentuk dokumentasi atau metode dokumenter yang
bersumber dari catatan atau data[5]
yang ada, baik lingkup wilayah Mass Media
Report atau laporan media massa seperti surat kabar, majalah, radio,
televisi, maupun media cetak dan elektronik lainnya, catatan resmi (official of
formal report), dokumen ekspresif (secoundary resources)[6]
setelah itu disajikan dalam bentuk deskriptif. Dikatakan deskriptif tidak
melakukan pengujian hipotesis atau tidak mengembangkan perbendaharaan teori[7]
baru kemudian dianalisis atau disebut dentan Content Analisys.
D. Pembahasan
1. Kehadiran Islam di
Amerika
Kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum
Christopher Columbus datang ke Benua itu. Bahkan, hadirnya Islam di Amerika
sebelum terjadinya penaklukan oleh kekuatan Kristen Eropa yang ditemukan
Christopher Columbus saat ia berkunjung kesana. Ada bukti yang kuat kemudian
sehingga teorinya itu dapat dipatahkan dengan dibuktikannya seperti yang
disampaikan Al-Sharif Al-Idrisi di abad dua belas M.[8] Dengan
bukti yang kuat tersebut bahwa Islam telah lebih awal hadir di Benua Amerika
sebelum dirinya tiba disana.
Fakta lainnya yang terkenal juga memberikan
saksi bahwa penemu Potugis dan Spanyol yang dipimpin oleh para pelaut muslim
Andalusia yang mengetahui laut bebas, yaitu muslim Marisco yang merupakan orang
rahasia dari Spanyol.[9] Penemuan
Portugis dan Spanyol ini yang dimaksudkan ditemukan oleh orang Arab yang
sebelumnya sering disebut dan dikenal dengan Andalusia yang keberadaannya di
Iberia. Orang-orang mendiami Andalusia jauh sebelum kedatangan bangsa Goth dan
bangsa Vandal dan bahkan jauh sebelum kehadiran bangsa Celtik.[10]
Fakta lainnya, imigran Muslim Andalusia dari
Al-Ribat dan Sala (di Maroko) memompin pertempuran melawan kapal-kapal Spanyol
dan Portugis di Atlantik sampai pantai Karibia.[11] Kahadiran
Komunitas Muslim di Amerika dapat dilihat dari tiga gelombang imigrasi, pertama
Gelombang Eropa, gelombang Afrika dan terakhir Asia. Saat kehadiran Columbus
pada 1492 di Amerika, bersamaan dengan jatuhnya Gharnathah (Granada) ke pasukan
Kristen.[12]
Dari perjuangan dan penyebaran islam ini
kemudian terus tersebar secara pelan-pelan setiap priodenya baik di Amerika
Serikat, Argentina Brasil, Trinidad dan Tobago, Suriname, Guyana, Kanada, dan
Negara lainnya[13]
yang ada di Benua Amerika tersebut.
2. Komunikasi Organisasi
Pada dasarnya manusia memerlukan yang namanya
berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dan tidak terlepas dari
membutuhkan suatu individu atau kelompok dalam menjalani kehidupan sehari-hari
guna untuk saling berinteraksi[14]
dan secara tidak langsung, manusia telah melakukan komunikasi dan
berorganisasi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan defenisi
komunikasi disamakan dengan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.[15] Harold
D Lasswell membuat satu defenisi yang amat singkat bagaimana maksud dari
komunikasi. Menurutnya, komunikasi aka nada bila menjawab suatu pertanyaan
“Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada
siapa, dan apa pengaruhnya”.[16]
Sementara defenisi yang dibuat oleh sarjana
Komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) sebagai berikut; “Komunikasi
adalah suatu transaksi, proses simbolik, yang menghedaki orang-orang mengatur
lingkungannya dengan; (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui
pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain;
serta (4) berusaha mengubahsikap dan tingkah laku itu.”[17]
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan
komunikasi adalah pertukaran dan penyampaian pesan dari sumber manusia sebagai
komunilator kepada manusia lain sebagai penerima dengan maksud dan tujuan
tertentu, baik merubah sikap maupun mempengaruhi sikap yang dimediasi oleh saluran
udara.
Sementara organisasi merupakan tempat atau wadah
manusia dalam bentuk kelompok. R Wayne Pace dan Don F Faules menyebutkan bahwa
Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek dimana di
dalamnya merupakan orang-orang yang sehat untuk mencapai tujuan bersama. “Organisasi
adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek; orang-orang dalam
organisasi sehat yang berusaha mencapai tujuan bersama.”[18]
Pengertian ini juga dominan kepada proses
penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah
organisasi.[19]
Pengertian lainnya, komunikasi organisasi
adalah pembicaraan yang terjadi dalam suatu komunitas atau dengan banyak orang
dalam satu kelompok dengan membicarakan dan atau memperbincangkan sesuatu yang
maksud dan tujuan tertentu pula secara terarah.
Menurut penulis, orang-orang yang terlibat dalam
berorganisasi ia akan mengembangkan dirinya untuk memetik buah dari ilmu-ilmu
yang ada pada wadah tersebut. Maka organisasi adalah suatu wadah yang
memberikan efektivitas dalam membangun jiwa dan karakter untuk bersosial sesuai
arah yang telah disepakati bersama.
3. Kehidupan Islam di
Amerika
Amerika Serikat memiliki pemikiran ideologis
sekularisme, liberalism dan kapitalisme. Sejak awal Zionisme, Amerika telah
tampak sebagai bangsa Yahudi hal ini dilihat dari identifikasi persamaan
kepentingan dan idealism antara Yahudi dengan Amerika.[20]
Secara tidak langsung, Yahudi telah menguasai pemikiran dari Amerika Serikat
hingga mendorong AS melakukan perhatian dunia salah satunya dalam organisasi. Yahudi
sangat gemar membuat banyak organisasi di AS, lebih kurang sebanyak 200 organisasi
kaum Yahudi yang ada disana salah satunya adalah PBB. Kehadiran PBB menjadi
salah satu mediasi untuk dunia yang merupakan dorongan dan perintah dari Yahudi
terhadap AS.[21]
Meskipun demikian, kehidupan muslim ditengah
kelompok tersebut memberikan kesan tersendiri yang dapat ditemui dari
keseharian dari umat muslim di Benua Amerika saat ini baik dengan segala
aktivitas kehidupan sehari-hari, Pendidikan, fenomena, keberagaman, kerukunan
antar umat beragama, silaturrahmi antar sesame muslim dari seluruh dunia dan
bahkan ada hiruk pikuk diteror sekalipun. Beragam kehidupan yang dihadapi umat
muslim tersebut, mereka mampu mengoptimalkan nilai Islam untuk kokoh bahkan
tegar.
Keberadaannya ditengah-tengah kehidupan pemikir yang
tidak searaah dengan kehidupan umat Islam, apa yang telah diajarkan dalam Islam
tetap dapat dijalani. Perkembagan ajaran Islam yang semakin meluas, kemudian hubungan
dan kerukunan antarumat beragama serta lain sebagainya.
a.
Perkembangan Islam di
Amerika
Berdasarkan studi Pew Research centre pada tahun
2017 kemajuan Islam di Amerika Serikat diyakini akan meningkat pesat dan
menjadi agama kedua terbesar kedua pada tahun 2040 dari setelah agama Kristen.
Dari data yang telah ada, untuk saat ini umat Islam di Amerika Serikat mencapai 3,45 juta jiwa
dan akan mencapai 8,1 jiwa pada 2050 mendatang.[22]
Hal
ini karena ditemukannya pertumbuhan pengikut umat Islam di Amerika Serikat dalam
setiap tahun mencapai 100 ribu pada Benua itu yang disebabkan meningkatnya
imigran muslim serta dan angka kelahiran di kalangan penduduk muslim Amerika.[23]
Misalnya pada komunitas muslim di Anchorage, Alaska, Amerika Serikat kian
berkembang. Diperkirakan, pada tahun 2014 jumlah muslim tercatat sebanyak 3000
warga dan pada akhir tahun 2018 jumlahnya diperkirakan hampir mencapai 4000
orang.
Wakil
Direktur Pusat Komunitas Islam Anchorage, Alaska, Amerika Serikat, Sam Obeidi
menjelaskan bahwa komunitas muslim disana merupakan salah satu komunitas yang
paling fleksibel di AS dikarenakan keberagaman etnis dalam komunitas itu hal
ini dapat dilihat ketika pada waktu Jum’at yang disana ada orang-orang Arab,
orang-orang Gambia, Pakistan, India, Myanmar, Albania, Somalia, Sudan, Mesir,
Palestina, Irak, Bangladesh, Myanmar, Rusia, Malaysia, dan bahkan Indonesia.[24]
Kota
yang merupakan bekas Rusia dan dibeli Amerika merupakan kota yang menarik bagi
banyak umat muslim dari berbagai penjuru dunia pindah kesana karena menemukan
suatu kedamaian khususnya di masjid Islamic Community Center Anchorage Alaska
Disana tidak menjadi rahasia umum bahwa ketika berada di masjid itu terdengar
beragam bahasa.[25]
Artinya,
Islam sebagai rahmatan lil’alamin memberikan fakta integritas bahwa Islam itu
indah dan sesuai dengan artinya selamat dan damai sehingga orang yang terlahir
dari agama lain dan membandingkan dengan agam Islam setelah dipelajari
memberikan perbedaan yang amat jelas.
b.
Pendidikan Islam di
Amerika
Tidak dipungkiri lagi menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi manusia hingga liang lahat, menuntut ilmu walaupun ke negeri
Cina, akan ditinggikan derajatnya bagi orang-orang yang berilmu. Ini semua
adalah prinsip dari ajaran Islam inilah yang mendorong kuat muslim di Amerika
harus menuntut ilmu dengan baik dan setinggi-tingginya.[26]
Menuntut ilmu bagian dari pendidikan, sehingga kegiatan penting lainnya dari
muslim di Benua ini adalah pendidikan yang disampaikan mulai dari pembahasan
mengenai pendidikan disekolah Islam untuk anak-anak, Pembelajaran di masjid
bahkan hingga bentuk pembelajaran bagi orang dewasa yang juga membutuhkan
pendidikan.[27]
Dalam pendidikan yang ditempuh ini lebih fokus
pada pendidikan anak-anak remaja dalam bidang sejarah, ilmu pengetahuan,
teknologi dan ilmu lainnya sebagai
aplikasi yang efektif dalam meraih keberhasilan pribadi dan professional.
Sementara yang menjadi pendidikan utama adalah pada bidang agama dan hukum
Islam untuk semua kalangan usia, dianjurkan mempelajari bahasa Arab sebisa
mungkin.[28]
Disisi lain setelah pada usia yang matang,
sebagian besar masyarakat muslim di Amerika yang perihatin akan pendidikan bila
memiliki kenalan, kemudian memiliki keuangan yang cukup akan menyekolahkan anak
mereke keluar negeri. Sementara keluarga lainnya terkadang khawatir akan
ketidaksiapan bagi anak-anaknya untuk menyekolahkan disekolah-sekolah Amerika
umum, sehingga mereka mereka memilih untuk mendidik di rumah, di masjid maupun
pusat Islam akan cukup “mempersenjatai” anak-anak muslim di Amerika dalam
membuat keputusan yang bijak. Apapun bentuk pendidikan yang dipilih, mereka
yang berlatar pendidik mendorong orang tua anak menyediakan sumber daya-sumber
daya lingkungan dirumah akan membantu untuk mendidik anak secara efektif dan
lebih Islami.
c.
Hubungan Antarumat beragama
di Amerika
Hubungan
antarumat beragama sebagian tidak menjadi permasalahan besar bagi masyarakat
Amerika bahkan menyambut baik dan terbuka dalam ras, suku dan agama khususnya Di
Syracuse, New York. Di kota ini terdapat bangunan Gereja yang beralih fungsi
menjadi masjid pada bulan Juni 2014, yang dibeli dan dirombak oleh komunitas
mulsim yang kemudian dijadikan tempat ibadah masjid karena tidak berfungsi
lagi.[29]
Menurut
Direktur Eksekutif North Side Learning Center, Mark Cass mengatakan masyarakat
Amerika disana juga merangkul muslim sebagai bagian dari mereka. Kehadiran
Masjid tersebut menjadi mediasi dan penghubung antarumat beragama, karena
komunitas muslim disana memberi manfaat positif bagi masyarakat di sekitarnya.
“Mereka
menempatkan diri mereka sebagai komunitas yang mengabdi kepada seluruh
masyarakat. Dapur amal mereka terbuka bagi siapa saja tanpa memandang agama,
ras dan status sosial. Mereka mengadakan piknik dan berbagai kegiatan musim
panas untuk kepentingan warga sekitar," kata Cass.[30]
Maka
dari hubungan antarumat beragama di New York masih menghargai kebersamaan dan
budaya antara muslim dengan agama lain sehingga hubugan baik terjalin sebagaimana
biasanya. Terlebih, muslim sendiri yang terus memberikan hal terbaik dalam
hubungan antarmanusia terkecuali yang di larang dalam agama.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Pembahasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa, kehadiran Islam di Amerika terjadi tiga gelombang yaitu, Gelombang Eropa,
Afrika dan terakhir gelombang Asia. Keberadaan muslim terus berkembang dan
bertambah dari tahun ketahun hingga. Tingkatan ini berupa sebanyak 100 ribu
muslim pertahunnya bertambah di Benua tersebut meskipun tidak semua kota secara
rinci disebutkan.
Selain itu, ditengah-tengah kekuasaan Yahudi
yang mendorong serta mengikat Amerika Serikat untuk menjadi penguasa, kehidupan
muslim kian begitu berjalan meskipun ada beberpa tempat yang menjadi tantangan.
Pendidikan begitu digencarkan untuk generasi penerus dan menuntut ilmu menjadi
kewajiban muslim baik diluar negeri atau maupun dalam negeri menjadi dorongan
kuat dalam kehidupan muslim di Amerika.
Islam di Benua Amerika ini hidup tidak hanya
dalam satu kelompok melainkan tersebar luas diseluruh benua itu, sehingga
setiap kota dan provinsi yang ada di Amerika Serikat memiliki mukim tersendiri
bagi umat muslim disana. Dan tentunya, muslim akan tersebar luas sebagaimana
dalam teorinya bahwa Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dan teori ini
kemudian memberikan bukti yang otentik yang telah dijamin dan diatur dalam
ajaran Islam itu sendiri. Untuk itu, kehadiran Islam tidak dapat dipungkiri dan
akan terus menyabar keseluruh seantero dunia bahwa Islam itu damai dan nyaman.
2.
Saran
Tulisan
ini masih jauh dari yang namanya kesempurnaan sehingga sangat perlu masukan dan
kritikan dari pembaca yang bersifat membangun dan konstuktif. Dengan demikian,
sehingga tulisan ini bisa menjadi sempurna dengan baik sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Muhammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Medan: PT Percetakan dan Penerbitan Waspada
Medan, 1981.
M Ali Kentani,
2005, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa
Ini, terj. Zakowi Soejoeti. Ed. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ahmad Thomson dan
Muhammad ‘Ata’ Ur Rahim, 2004, Islam
Andalusia: Sejarah Kebangkitan Bangsa dan Keruntuhan, terj dari Islam
in Andalusia, Jakarta: Gaya Media Pratama.
Jane I Smith, Islam di Amerika, terj. Siti Zuraida,
Ed. 1, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.
Sanapiah
Faisal, Format-Format Penelitian Sosial:
Dasar-Dasar dan Aplikasi, Ed.1, Cet. 5. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Ahmad
Thomson dan Muhammad ‘Ata’ Ur Rahim, Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan
Bangsa dan Keruntuhan, terj dari Islam
in Andalusia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004.
Veitzhal
Rivai, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
Oganisasi, Ed. 1, Cet.2, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Zainul
Ma’arif, Logika Komunikasi, Ed. 1, Cet. 2, Jakarta Rajawali Pers, 2016.
Hafied
Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet.
16, Jakarta: PT Garfindo Persa, 2016.
Irena
Handono, Menyikap Fitnah dan Teror, Cet.
1, Bekasi: Gerbang Publishing, 2008.
INTERNET
Tempo.co,
VOA
Indonesia,
[1] Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh 2018
[2] Muhammad Said, Aceh Sepanjang Abad, (Medan: PT
Percetakan dan Penerbitan Waspada Medan, 1981), hal 52-53.
[3] M Ali Kentani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj.
Zakowi Soejoeti. Ed. 1 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) hal. 121.
[4] Jane I Smith, Islam di Amerika, terj. Sitt Zuraida,
Ed. 1, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004) hal.74.
[5] Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar
dan Aplikasi, Ed.1, Cet. 5. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001) hal.53
[8] M Ali Kentani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj.
Zakowi Soejoeti. Ed. 1 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) hal. 277.
[10] Ahmad Thomson dan
Muhammad ‘Ata’ Ur Rahim, Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan Bangsa dan
Keruntuhan, terj dari Islam in Andalusia
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004) hal.3
[14] Veitzhal Rivai, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Oganisasi,
Ed. 1, Cet.2, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 367.
[18] R Wayne Pace dan
Don F Faules, Komunikasi Organisasi;
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, terj. Dedy Mulyana, Cet. 6
(Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2006) hal. 17
[20] Irena Handono, Menyikap Fitnah dan Teror, Cet. 1, (Bekasi:
Gerbang Publishing, 2008) hal.198-9-199.
[26] Jane I Smith, Islam di Amerika, terj. Siti Zuraida, Ed. 1, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2004) hal. 191.
Comments
Post a Comment