Posts

PADI MENUNDUK FILOSOFI DARI MANUSIA

Image
Orang berilmu ibaratkan padi yang berisi. Kenapa berisi? Logikanya seperti ini. Padi jika belum berisi ia akan tetap kokoh berdiri menegapkan badannya berdiri bagaikan orang yang tinggi layaknya tidak pernah bengkok. Bahkan tampak megah dan juga tegap. Namun seiring hari demi hari yang terus berubah, satu persatu bijinya akan terus terisi oleh zat karbohidrat. Semakin hari semakin menghasilkan isi dan bekal menjadi beras. Sebelumnya yang tidak terisi dan membuat padi ini tegap lurus, akan tetapi setelah berisi ia akan merunduk pelan-pelan karena beban atau tempat yang kosong kini menjadi penuh hingga tiba masanya untuk panen. Padi saja tau bahwa dirinya tidak akan selamanya hidup megah, hebat dan tegap berdiri seperti semula. Semakin ia mengkonsumsi makanan semakin ia pula merunduk. Dari fenomena alam yang dijadikan sebagai ruang belajar bagi manusia dan jika dicermati secara mendalam bahwa ini akan sangat menarik sekali untuk dapat diambil hikmahnya dan dijadikan contoh ma

TAKTIK PORTUGIS DAN BERSETERUNYA DUA KERAJAAN BESAR ISLAM DI ACEH

TAKTIK PORTUGIS DAN BERSETERUNYA DUA KERAJAAN BESAR ISLAM DI ACEH Oleh Junaidi [1] Abstrak Tulisan ini berangkat dari berseterunya dua kerajaan besar Islam di Aceh, yaitu kerajaan Islam Aceh Darussalam dan Kerajaan Islam Samudera Pasai. Keduanya harus berperang dan berseteru lantaran karena arus politik asing yang masuk ditengah-tengah kedamaian kedua kerajaan ini, yaitu Pengaruh politik dan taktik dari pedagang Portugis. Sehingga membuat kerajaan di bagian barat Sumatera geram dan marah besar dan memerangi taktik Portugis dan Samudera Pasai. Entah apa yang membuat kerajaan Samudera Pasai diperangi.yang jelas kemarahan Aceh Darussalam disebabkan kedekatan Portugis dengan Kerajaan Samudera Pasai dan Portugis ingin menguasai wilayah Aceh.disinilah puncak kemarahan Aceh Darussalam terlebih dengan kekuatan baru dan besar dan akhirnya memerangi Samudera Pasai. Kerajaan Aceh Darussalam menang telas atas permelawan dengan Samudera Pasai. Dari perseteruan ini, Samudera Pasai harus tu

SEJARAH BELANDA DI BENER MERIAH

Tulisan ini sebelumnya telah di publish dan dimuat di media lokal lintasgayo.co, dengan tulisan yang berbeda. Tulisan ini kembali hadir dengan versi JURNALISME INVESTIGASI untuk disampaikan kepada publik. Hanya saja judul serta sebagian besar isinya yang sudah diperbarui dan diubah. Maka berikut sekilas tempat atau sejarah mujahid dataran tinggi Gayo melakukan pertempuran didaerah Kabupaten Bener Meriah.  kehadiran Belanda datang ke Gayo membawa kesan sendiri bagi para mujahid dataran tinggi Gayo dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan dari penjajah Belanda, salah satunya di Bur Kul, Kecamatan Bener Kelipah Kabupaten Bener Meriah. Keberadaan Bur Kul yang dimaksudkan adalah diantara kawasan lereng Lut Kucak, dan Gunung Merapi Burni Telong, Paya Rebol Bener Meriah. Kurang lebih selama satu jam perjalanan dengan menggunakan jalan kaki dari Paya Rebol. Sejarawan Gayo alm. Dr Mahmud Ibrahim MA mengungkapkan didalam bukunya Mujahid Dataran Tinggi Gayo, bahwa diperkirakan tahun 1

ADZAB KUBUR APAKAH BERLANGSUNG TERUS-MENERUS SAMPAI HARI KIAMAT?

ADZAB KUBUR APAKAH BERLANGSUNG TERUS-MENERUS SAMPAI HARI KIAMAT? Oleh : Abu Abdil Muhsin Firanda* Adzab kubur yang dirasakan penghuni kubur ada dua macam, yaitu adzab kubur yang terus-menerus sampai hari kiamat dan adzab kubur yang bersifat sementara. - Di antara dalil yang menunjukkan adanya adzab kubur secara terus-menerus sampai hari kiamat adalah firman Allah Ta’ala فَوَقاهُ اللَّهُ سَيِّئاتِ مَا مَكَرُوا وَحاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْها غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذابِ (46) “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.’” (QS. Al-Mu’min [40]: 45-46). Fakhruddin Ar-Razi Asy-Syafi’i rahima