ACEH DAN KERAJAAN ISLAM NUSANTARA


KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DIBAWAH KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
Oleh
JUNAIDI
Abstract
Islam di Nusantara merupakan Islam yang pertama di Asia Tenggara. Dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan sekilas datangnya Islam dan juga kerajaan Islam di Aceh. Kekuatan tempur dan perjuangan menguasai wilayah menjadi faktor utama. Sehingga kerajaan satu dengan kerajaan lainnya tunduk dibawah kekuasaan kerajaan dan kesultanan yang kuat. Hal inilah yang terjadi di berbagai abad dan masa pada masing-masing kerajaan. Bahkan, islam lahir dan berkembang karena menaklukkan peran agama dalam menjalankan roda pemerintahan. Ekonomi dan perkembangan juga menjadi acuan kehidupan masa kerajaan hingga sampai kejayaan dalam ekonomi mampu bersaing dengan Negara lain.
Kata Kunci: Kerajaan Aceh Dalam Kebudayaan Islam
A.    Pendahuluan
Islam dikenal sebagai agama yang rahmatan lil’alamin atau lebih sering di dengar sebagai rahmat bagi seluruh alam. Artinya, islam tidak hanya berada dan mendiami suatu tempat saja seperti halnya di negeri Arab Saudi, Madinah, Palestina, Cairo dan wilayah Timur Tengah khususnya serta wilayah sekitarnya yang pernah dilalui para nabi-nabi Allah SWT.
Dengan keluasan Islam yang menyebar secara pelan-pelan, maka berkembanglah hingga kemana-mana atau terjadi perluasan wilayah gama Islam di muka bumi ini. Baik dari awal islam yang berada Makkah dan Madinah yang kemudian dikembangkan oleh para sahabat menyusuri dimana ada kehidupan. Perjalanan demi perjalanan dilalui oleh para sahabat terus menyebarkan Islam keseluruh dunia. Mereka berpencar berbagi tugas untuk menyebarkan agama yang ridha ini, salah satunya memasuki wilayah Asia Tenggara.
Para utusan Nabi yakni sahabat dan rekan-rekan dari pada sahabat berjuang menyebarkan Islam ke Asia Tenggara melalui samudra Hindia dan baru kemudian memasuki wilayah Asia Tenggara. Teori sejarah menyebutkan bahwa Islam disebarkan langsung oleh orang Arab-Makkah menuju Asia Tenggara. Teori kedua dari Gujarat Hindia dan baru kemudian ke Nusantara.
Di Asia Tenggara sendiri disebutkan, Islam masuk pertama kali adalah pada abad ke-7, dan ada yang mengatakannya pada abad ke-8, 10 dan bahkan pada abad ke 13. Keduanya mempunyai pertimbangan, pendapat dan pristiwa yang berbeda hingga keduanya bisa dikatakan benar adanya dan mempunyai referensi yang otentik, yang masuk kewilayah Indonesia, tepatnya bagian barat Sumatera. Jika dilihat secara peta dunia, Sumatera adalah yang paling dekat dengan Samudra Hindia, sehingga para penyebar agama islam dengan cara berdagang atau berniaga, dipastikan menyebarkan agama Islam di Barat Sumatera hingga dikenal dengan awal masuknya Islam di Nusantara.
Nusantara adalah salah satu pintu gerbang awal masuk Islam disana. Kendatipun demikian, islam pertama di Nusantara ini sendiri Islam masih berbeda pendapat dan diperdebatkan oleh kalangan akademisi dan juga sebagian sejarawan, hal ini lumrah karena berbeda penelitian dan juga bukti otentik yang ditemukan.
Berangkat dari isu tersebut, dalam penulisan ini akan mencoba mengulas dan menyampaikan sekilas masuknya Islam di Aceh. Kemudian munculnya kerajaan-kerajaan Islam tunduk dibawah Kerajaan Aceh Darussalam, dan kondisi sosial-keagamaan masyarakat.

B.     Masuknya Islam Di Aceh
Proses penyebaran Islam menuju Nusantara telah mulai merambah sebelum menjelang wafatnya Baginda Nabi Besar Muhammad Saw, pada abad 1 H atau 7 M.[1] waktu itu pengembangan Islam di luar jazirah Arab tanpa disadari sudah meluas  ke Tiongkok, Cina oleh Said bin Abi Waqash masa Khalifah Usman bin Affan.
Julukan Nusantara menjadi Pintu Gerbang utama masuknya Islam pertama di Asia Tenggara. Tempat yang dirasa sangat strategis hingga kemudian dijadikan suatu tempat untuk berteduh dan juga terjadinya perdagangan dan perniagaan disana dengan masyarakat pesisir (melayu tua) yang masih memeluk agama Hindu faktor dan pengaruh kerajaan Majapahit diwilayah Perlak. Sehingga Islam pertama hadir diwilayah ini tidak yang selama ini dituliskan dalam kurikulum pelajaran sejarah disekolah-sekolah yang mengatakan islam pertama di Nusantara adalah Pasai.
Selain Pasai di Aceh dikatakan sebagai Islam pertama di Nusantara ini, menjadi perdebatan dikalangan sejarawan dan juga akademisi. Sebagian pendapat islam pertama di Nusantara adalah di wilayah Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dikatakan demikian sesuai dengan dalil rombomgan pedagang Muslim telah masuk kedaerah ini sejak abad awal Hijriah atau abad ke-7 M (625-642 M), namun belum memiliki bukti arus utama sejarah.[2]
Atas dasar informasi itu, pada tanggal 24-25 Maret 2017 lalu, Presiden RI Joko Widodo hadir ke Barus meresmikan tugu Titik Nol Islam Nusantara itu sebagai Islam pertama di Nusantara ini. Kedatangannya juga sekaligus menghadiri undangan Silaturahmi Nasional (Silantas) Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI). Informasi ini dituliskan langsung pada web sekretariat Kabinet Republik Indonesia (setkab.go.id) dengan kategori berita.[3]
Islam di Samudera Pasai dan Barus menjadi perbincangan hangat. Dipetik dari media Kompas.com, pada tahun 1962, kemudian 23 Maret 2017 sempat dilakukan seminar Nasional untuk membahas Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.[4] Sejarawan Dr Tiar Anwar Bachtiar berkomentar bahwa seminar tersebut dilakukan pada masa Abuya Hamka. Dia menyebutkan fakta-fakta Barus sebagai Islam pertama di Nusantara masih belum bisa dipastikan karena kurang atau minimnya sumber yang orisinil, disamping karena masih berbeda tafsiran dan berbeda pandangan.
Sumber dikatakan Barus sebagai islam pertama di Sumatera dikutip dari catatan Pelancong China yang bertemu dengan komunitas Arab yang berniaga seperti rempah-rempah kamper atau kapur barus. Sehingga catatan Plancong China itu diyakini masyarakat setempat bahwa Baruslah sebagai titik awal masuknya Islam di Nusantara.
Terkait dengan hal itu, juga maka di Aceh juga dibahas mengenai titik Nol Nusantara ini pada hari Senin, 15 Mei 2017 di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh dalam seminar Nasional. Tiga Narasumber untuk mempertegas teori awal masuknya Islam ke Nusantara.[5] Adapun para narasumber tersebut ialah Prof. Dr. Azyumardi Azra MA, CBE sebagai mantan rekto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Farid Wajdi MA dan juga sejarawan Aceh, Dr Husaini Ibrahim MA. Meskipun ketiganya berbeda pandangan islam pertama di Aceh, namun mereka bertiga sepakat bahwa Islam Nusantara ialah di Perlak Aceh. Mereka juga mengklaim bahwa tugu yang diresmikan Presiden itu tidak memiliki bukti yang kuat hingga menentukan Barus sebagai titik nol Islam Nusantara. Mereka juga mengatakan perlu mengetahui siapa pembisik terkait hal ini ketelinga Jokowi.
Dari argumetasi diatas, pengetahuan penulis dapat disimpulkan bahwa, Aceh adalah tempat Islam pertama sekali hadir di Nusantara yaitu di Perlak. Islam kemudian terus meluas dengan secara permanen menyeluruh kepada masyarakat melayu tua yang mendiami wilayah itu yang sebelumnya memeluk agama hindu. Sedangkan melayu muda hadir pada gelombang kedua dan menetap di Aceh Besar.

C.    Kerajaan-Kerajaan Islam Tunduk Dibawah Kerajaan Aceh Darussalam
Pertumbuhan Islam di Aceh berawal sejak pertengahan abad pertama hijriah di Perlak. Namun, pada abad tersebut masih belum diberlakukan kata “Aceh” untuk seluruh wilayah. Malahan, nama ini masih dalam lingkup kerajaan kecil dan memeluk agama hindu. Kerajaan kecil ini dipimpin oleh Ibrahim Syah (nama setelah memeluk agama Islam pada abad 16) akan tetapi dibawah kerajaan besar yang dikenal dengan Pedir. 
Kata “Aceh” sendiri baru diberlakukan dan menyebarluas keseluruh wilayah yang saat ini dikenal denga provinsi Aceh ternyata muncul sejak abad 16 H, saat sultan pertama Aceh Sultan Alaidin Johansyah dari negeri Linnga menyebarkan agama Islam di wilayah Koetaraja, dan menaklukkan Aceh kecil dan juga menikahi Putri Ibrahim Syah. Saat itu pula, pemangku kerajaan diserahkan kepada Johansyah karena kecerdasan yang luar biasa, dan saat itu pula Johansyah menikahi putri Ibrahim Syah.
Waktu berlalu, pada abad ke-16 H, Johansyah kemudian berubah nama dan diganti dengan nama Ali Mughayat Syah. Pendapat lain hanya Sultan Alaidin Johansyah, yang memangku kerajaan pada tahun 1502-1539 H. dari tahun itulah Sultan Aceh ini memiliki strategi perang baru dan kemudian menaklukkan seluruh kerajaan Islam dan tunduk dibawah kerajaan Aceh Darussalam termasuk kerajaan Pedir. Kerajaan islam lainnya dinilai telah bermain dengan kedatangan Portugis yang kemudian bertantangan dengan kerajaan Aceh Darussalam, hingga akhirnya kerajaan ini juga berkoalisi dengan Dinasty Turki Usmani. Sehingga bertambah majulah segala kemajuan pada bidang ekonomi dan lain sebagainya sangat megah, walau kemudian lebih pesatnya pada masa Sultan Iskandar Muda.
Sebelumnya, kebanyakan, kerajaan-kerajaan Islam di Aceh awalnya bermula dari kerajaan kecil yang menganut agama Hindu. Dari kerajaan satu dengan yang lainnya saling berperang dan menguasai wilayah hingga sebagian kerajaan menjadi besar lantaran kerajaan kecil dibawah kekuatan kerajaan besar. ketika islam datang dan kemudian secara pelan-pelan kerajaan tersebut mulai memeluk agama islam. Bahkan, hadirnya islam di Aceh berbeda-beda waktu dan jarak yang berbeda.
Disisi lain, kerajaan-kerajaan dulu memiliki tingkatan status kekuasaan dalam skup wilayah besar dan kecil. Karena dulu memegang sistim siapa yang terkuat, maka ia akan berkuasa sebagaimana yang dikatakan Iskandar Muda, siapa kuat ia bertahan. Sehingga antara kerajaan satu dengan yang lainnya saling memperluas wilayah. Saat ada wilayah kerajaan yang lemah dan tidak bisa dipertahankan, maka akan tunduk pada kerajaan yang terkuat, serta wilayah kerajaan tersebut berada diwilayah kekuasaan raja yang menang, kalau dihari ini disebut dengan sistem pemerintahan, yang memiliki stratifikasi jabatan. Ada yang menjabat sebagai Gubernur, Walikota, Bupati , Camat dan seterusnya.
Dari sistem ini, puncak kekuasaan kerajaan berbeda-beda. Siapa saja yang kuat rajanya dalam mengatur strategi kerajaannya maka akan kuat pula cakupan wilayah yang diperluas dan dikuasai. Maka dikaji secara logika dan mendalam, adanya kerajaan besar yang terdapat di Aceh ini merupakan faktor kerajaan dan sultannya yang memiliki prinsip yang tinggi seperti kerajaan Perlak, Pasai, Pedir, Aceh Darussalam dan kerajaan-kerajaan islam lainnya.
1.      Perlak
Dalam catatan Muhammad Said, Islam hadir di Perlak sudah ada pada tahun 225 H/840 M dengan Sultan Pertamanya adalah Sultan Alauddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah. Pendapat lain, islam hadir disini pada abad pertama hijriah, artinya jika Islam hadir di Perlak tahun diatas, maka islam masuk kesana tidak bisa dikatakan pada abad pertama melainkan pada abad kedua hijriah.
Sudut pandang lain, Islam di tanoh Gayo sendiri sudah ada pada akhir abad kedua yaitu  sekitar tahun 173 H/800 M.[6] Pendapat lain juga menjadi perbedaan pendapat bahwa Islam di Lingga/Linge pada tahun 325 H/986 M. dari kedua pendapat ini maka dapat disimpulkan, Islam di Perlak hadir pada abad pertama H, yang kemudian berkembang menuju pedalaman dataran tinggi Gayo pada akhir abad kedua.
Disisi yang lain, kedua kerajaan ini sangat memiliki hubungan yang istimewa. Pernah raja Islam Lingga ke-4 Adi Genali dilantik langsung oleh Syeh Syirajuddin Abbas pada tahun 1205 M.
Kerajaan Perlak harus goyah dan runtuh lantaran karena diserang oleh portugis. Hal ini kali kedua terjadi setelah sebelumnya sempat dikuasai oleh kerajaan Majapahit hingga 20 tahun lamanya. Setelah itu kembali bangkit beberapa puluhan tahun dan baru kembali diserang masa portugis. Perlak pun akhirnya harus tunduk dibawah kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-14, di bawah kepemimpinan Sultan Malik Al-Zahir.[7]
2.      Samudera/Pasai
Kerajaan Samudera Pasai diperkirakan berdiri pada abad ke 13 H dengan Sultan pertamanya adalah Sultan Malik al-Saleh. pada tahun 1292 M. Kemajuan yang dialami cukup berkembang dan luar biasa hingga sukses berjaya sampai pada abad ke-16, baik ekonomi, budaya Islam, politik, dan juga lainnya.[8] Hal ini lantaran karena adanya hubungan yang kuat yang terjadi antara Pasai dengan Dinasti Abbasyiah.[9] 
Pada tahun 1520 M, saat Zainuddin sebagai pemangku kerajaan Pasai,  kerajaan ini harus tunduk dibawah kerajaan Aceh Darussalam. Karena hubungan Pasai bersama Portugis saat itu menjadi ancaman bagi wilayah kerajaan Aceh Darussalam, hingga akhirnya harus memerangi portugis pada abad 16 hingga awal abad 19 H dan kerajaan Pasai pun tunduk dibawah kekuasaan Aceh Darussalam.
3.      Kerajaan Linge/Lingga
Kerajaan Islam Linge/Lingga adalah kerajaan Islam besar pada tingkat kabupaten yang berada di wilayah tengah Aceh atau di dataran tinggi Gayo. Sebelum memeluk Islam kerajaan ini sudah mendiami wilayah pesisir pantau Samudera, karena merupakan suku melayu tua (Gayo-Alas) dan golongan yang pertama menduduki Aceh ini, sebelum akhirnya datangnya melayu muda.
Islam masuk ke wilayah ini perkirakan sekitar tahun 173 H/800 M[10] dengan raja islam pertamanya adalah Ahmad Syarif pada tahun 181 H/808 M. namun kepemimpinannya tidak terlalu lama. Tidak lama dari itu, datanglah Meurah Ishak, anak dari Sultan Maliksyah dari kerajaan Perlak yang merantau ke Gayo, karena ditempat kerajaan ayahnya terjadi peperangan yang dilakukan oleh pasukan Sriwijaya tahun 986 M. Dengan demikian, Sarakopatmenobatkan Meurah Ishak sebagai Sultan Raja Linge/Lingga menggantikan raja Lingga pertama Ahmad Syarif.[11]
Pada abad 15 H, lahirlah kerajaan-kerajaan baru di wilayah pedalaman dataran tinggi Gayo yaitu kerajaan Bukit, Kerajaan Syiah Utama, dan kerajaan Cik Bebesen. Sebelum berada dibawah kerajaan Aceh Darussalam sebagai kerajaann besaR, Ketiga kerajaan ini dibawah kerajaan Reje Lingga.
4.      Pedir
Sebelum memeluk agama Islam, kerajaan Pedir dikenal dengan kerajaan Sama Indra, hingga akhirnya menjadi kerajaan Pedir pada abad 16 H setelah di taklukkan Kerajaan Aceh Darussalam Ali Mughayat Syah.  Sebelum direnggut oleh kerajaan Aceh Darussalam, kerajaan ini tergolong kerajaan yang besar di Aceh (saat ini Banda Aceh dan Aceh Besar).
Luas kekuasannya meliputi wilayah pantai Sumatera termasuk wilayah pada kerajaan Lamuri, Aceh dan hingga Pedir. Masa kerajaan sebelum islam, kerajaan antara satu dengan yang lainnya saling berperang merebut kekuasaan hingga akhirnya mendapatkan wilayah-wilayah yang strategis, namun tidak berlangsung lama.
Belum bisa disampaikan disini sejak kapan lahirnya Kerajaan Sama Indra, akan tetapi kerajaan ini telah ada sejak sebelum abad 16 H. kendatipun perlak sudah dimasuki aliran islam pertama yang kemudian merambah ke pedalaman, akan tetapi kerajaan-kerajaan wilayah Aceh masih dibalut dan dikuasai non islam. Islam hadir setelah ada utusan seorang pemuda beragama Islam dari wilayah pedalaman (Gayo) yang kemudian barulah islam menyebar luas.
5.      Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam mulanya merupakan kerajaan tingkat Kabupaten sama halnya dengan kerajaan-kerajaan lainnya. seiring berkembang dan majunya perekonomian, sehingga tak ubah kerajaan pun semakin meluas seiring perluasan wilayah kekuasaan. Lahirnya kerajaan Aceh Darussalam ada dua pendapat yang berbeda mengenai siapa pendiri yang sebenarnya, namun yang jelas satu pendapat mengatakan kerajaan Aceh Darussalam awalnya hanya bernama kerajaan Aceh, yang lahir pada tahun 601 H (1205 M).
Kerajaan Aceh pertama sekali didirikan oleh Sultan Johansyah, dan deretan pertama dari yang memimpin kerajaan Aceh. Disebutkan dalam buku Aceh Bumi Iskandar Muda karangan Ridwan Azward dan dkk, bahwa Sultan Johansyah berasal dari arah Barat yang kemudian membawa Islam ke Kandang Aceh, yang saat ini dikenal dengan Gampung Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.[12] Ia  menikahi seorang bidadari disana, kemungkinan besar, Kandang Aceh sebelumnya adalah Melayu Muda yang beragama Hindu atau nonmuslim.
Pendapat lain pemuda tersebut (Sultan Johansyah atau Meurah Johan) merupakan anak dari kerajaan tingkat Kabupaten yang ada di Pedalaman tengah Aceh atau dikenal dengan kerajaan Lingga, yaitu Adi Genali.Pemberitaan Serambi Indonesia pada Jum’at, 10 November 2017 dengan judul berita Saat Sultanah Hendak Pulang ke Aceh, Ia tak Tahu Harus Bermalam Dimana Lagi, dijelaskan bahwa,
(Kesultanan Aceh Darussalam adalah kesultanan yang besar. Pada era yang lain, kesultanan Aceh Pernah  Menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia. Salah seorang sultan termashur dan melegenda adalah Sultan Iskandar Muda. Dalam buku ‘Silsilah Raja Islam di Aceh dan hubungannya dengan raja-raja Islam Nusantara’ karangan Pocut Haslinda Sya€hrul disebutkan, Kesultanan Aceh Darussalam didirikan oleh turunan Linge/Isaq, Gayo, Johansyah atau Merah Johan. Dialah Sultan pertama Kerajaan Aceh Darussalam dengan Gelar  Sultan Alaidin Johansyah, pada 601-633H/1203-1235 M.)[13]
Sehingga barangkali itu yang dimaksud dengan dalam pendapat diatas lelaki dari arah barat. Namun disisi lain, juga dalam buku tersebut dituliskan, Sultan Alaidin Johansyah merupakan Sultan ke-24 setelah Sultan Alaidin Ahmad Syah pada tahun 1735-1760.[14] Tentu dari semua ini ada pendapat yang benar dan tidak memudarkan sejarah dari keaslian kerajaan Aceh Darussalam yang sebenarnya.
Kemudian, Kerajaan Aceh yang sebelumnya kecil dan pernah dibawah kekuasaan kerajaan Pedir yang kemudian membesar dan diberi penambahan khusus “Darussalam” dan menjadi kerajaan Aceh Darussalam pada Abad ke 16 tepatnya tahun 1512. Artinya fase masa kejayaannya kerajaannya yang merupakan kerajaanterbesar di Aceh karena telah menundukkan dan menyatukan seluruh kerajaan Islam di Aceh. Kerajaan Aceh Darussalam kemudian diperbaharui pembangunan Istananya yang peletakan batu pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah dan Sultan Pertamadari kerajaan Aceh Darussalam, setelah sebelumnya kerajaan kecil Aceh yang dipimpin oleh Sultan Johan Syah.
Tapi kemudian dari fakta sejarah diatas, perlu kembali untuk diperdalam sejarah awal pendiri Kesultanan Kerajaan Aceh Darussalam dengan mendalam, sehinga dapat menjadi sejarah yang valid dan sejarah yang sebenarnya.
Kerajaan Aceh Darussalam hanya bertahan sekitar 5 Abad lebih yaitu sejak Ali Mughayat Syah 1512 hingga 1939 M, yang berakhir dan sirna pada masa kesultanan Alaiddin Muhammad Daud Syah pada tahun 1939 M. Kerajan Aceh Darussalam terdiri dari 25 Sultan dan 5 Sultanah yang memimpin kerajaan Aceh Darussalam.
6.      Lamuri
Sama halnya dengan kerajaan Pedir, Aceh, dan juga kerajaan lainnya, Kerajaan Lamuri juga sebelumnya bukan agama Islam. Islam baru hadir menginjakkan di kerajaan yang terletak diantara wilayah kerajaan  Daya dan Aceh ini pada abad ke-14 H. Iskandar Muda memperkirakan, kerajaan Lamuri berdiri pada abad ke-9 dengan Krueng Raya sebagai Ibu kotanya.
Kerajaan ini sempat diserang dan kemudian ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 943 hingga sampai tahum 1225. Tidak disebutkan tahu Hijriah atau masehi, namun pada tahun berikutnya lebih tepat pada tahun 1365 Lamuri diserang oleh Majapahit. Dimasa ini Islam masih belum sampai ke kawasan ini.
Kendatipun Islam menjejakkan dikerajaan ini adalah pada abad ke-14. Hal ini juga memiliki pandangan yang berbeda dari beberapa sumber informasi seperti pendapat M Junus Djamil mengatakan bahwa, keberadaan Islam disana sudah ada sejak pada abad ke-12, hingga akhirnya pindah kerajaan pada abad ke-15.[15]  Artinya Islam mulai berkembang dikawasan ini sebelum kerajaan Aceh Darussalam hadir menguasai wilayah dan mengembangkan sayap-sayapnya di wilayah Aceh secara menyeluruh.
Kesultanan pertama Lamuri belum diketahui oleh penulis sendiri, namun dalam bukunya AMirul Hadi ini disebutkan pada abad ke-15 nama kesultanan atau kerajaannya adalah Munawwar Shah. Ketika dicermati, nama tersebut setelah memeluk Islam, karena diperkirakan Islam juga masuk pada Abad ke-14. Sehingga nama tersebut juga tidak mungkin diberikan tatkala kerajaan tersebut masih memeluk agama lain. Hal ini bisa dibandingkan ketika Islam hadir, nama pemangku kekuasaan yang belum memeluk Islam kemudian memeluk agama Islam diberi nama Syah atau lainnya, hal ini pengaruh dari nama arab atau nama Islam yang disebarkan oleh utusan-utusan dari para sahabat dari Arab.
D.     Hubungan Kerajaan Aceh Darussalam dengan Kerajaan Lainnya
1.      Pra Islam
Sebelum akhirnya Islam berada diwilayah Sumatera atau dulu dikenal dengan Nusantara ini kerajaan ajaran hindu merambah diwilayah ini. Bahkan seluruhnya
2.      Sesudah Islam
Islam adalah agama yang damai di dunia, ajaran-ajaran yang disampaikan menjadi jalan sendiri bagi umat muslim untuk menempuh kehidupan yang layak sesuai dengan apa yang diperintahkan. Salah satu yang diajarkan didalamnya bagaimana antara manusia satu dengan yang lainnya senantiasa damai dan indah dalam berlangsungnya kekeluargaan secara harmoni demikian dimasa kerajaan setelah datangnya islam.
Kerajaan islam satu dengan islam lainnya saling menghormati dan menjalin persaudaraan dengan baik karena memang berada di bawah kerajaan Aceh Darusslam. Sebelum kerajaan ini menjadi besar, dengan kerajaan lainnya sempat berperang lantaran karena pengaruh asing yang mencoba menentang kerajaan Aceh Darussalam.




[1] Muhammad Said, Aceh Sepanjang Abad, (Medan: Waspada Medan, 1981)hal. 52
[2] Kompas.com,
[3]ResmikanTuguTitikNol Islam Nusantara, Presiden Jokowi Akan Menginap di Pesantren. Setkab.go.id, diambil pada 24 Oktober 2018.
[4]SoalBarusTitikNol Islam Nusantara, IniPenjelasanSejarawan, Hidayatullah.com, Rabu, 24 Oktober 2018. 
[5]BarusBukanTitikNol Islam Nusantara, Serambinews.com, Rabu, 24 Oktober 2018.
[6]. Sukiman, Nilai Pembangunan Masyarakat Islam Dalam Masyarakat Gayo, Pascasarjana IAIN-SU, Tesis, Tidak Diterbitkan, 2009, hal 91.
[7] Jurnal Islamika, Ayang Utriza, hal. 275
[8] Amirul Hadi, ACEH, Sejarah, Budaya dan Tradisi (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2010) hal. 15.
[9] R. Michael Feener, Patrick Daly dan Anthony, Memetakan Masa Lalu Aceh, (Jakarta: terjemahan Pustaka Larasan, 2011), judul asli Mapping the Acehnese Past, (Leiden :KITLV Press, 2011) hal. 4-5.
[10]. Sukiman, Nilai Pembangunan Masyarakat Islam Dalam Masyarakat Gayo, Pascasarjana IAIN-SU, Tesis, Tidak Diterbitkan, 2009, hal 91.
[11]Sukiman, Nilai Pembangunan Masyarakat Islam Dalam Masyarakat Gayo...,hal.93-94
[12]Ridwan Azward, dkk, Aceh Bumi Iskandar Muda, (Banda Aceh: Pemprov Nanggroe Aceh Darussalam, 2008) hal, 7
[13] Serambinews.com, diambil pada 30 Oktober 2018.
[14]Ridwan Azward, dkk, Aceh Bumi Iskandar Muda,...hal. 31
[15] Amirul Hadi, ACEH, Sejarah, Budaya dan Tradisi (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia,2010) hal. 13.

Comments

Popular posts from this blog

Ada Kopi Ada Rezeki

SEJARAH JURNALISME INVESTIGASI

Lirik Lagu Gayo Unung-Unung - Ervan Ceh Kul